Review Film Ancika Bersamaku 1995

Di tahun 1995, Dilan si mantan panglima geng motor jatuh cinta pada Ancika. Pertemuan keduanya tak berjalan dengan mulus. Ancika tak menyenangi Dilan yang menurutnya menjengkelkan dan sok keren.

Sudah begitu, Ancika juga tak menyenangi berpacaran. Jadilah Dilan semestinya mencari cara untuk menaklukan perempuan yang jauh berbeda.

Namun, seiring berjalannya waktu, Dilan dan Ancika mulai saling mengetahui. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama dan pelan-lahan jatuh cinta. Namun, kekerabatan mereka tak berjalan mulus. Dilan semestinya menghadapi tantangan dari Yadit, pria yang diberi tahu pada Ancika.

Di sisi lain, Ancika juga semestinya berdamai dengan masa https://tvfixplace.com/review-terbaru-drama-korea-vincenzo-2024/ lalu Dilan bersama Milea yang telah terkenal di daerah Bandung. Mampukah keduanya bersama?

Manis dan tentunya romantis
Bagi para penggemar yang telah jatuh cinta dengan kisah Dilan sebelumnya, Dilan 1990 dan Dilan 1991, karenanya cerita yang terbaru ini juga tak keok manisnya.

Dalam film Ancika Ia yang Bersamaku 1995, karakter Dilan kembali digambarkan sebagai cowok bebas dan berkarisma. Bedanya, dia tampil lebih dewasa. Arbani Yasiz sepertinya sukses meninggalkan kesan remaja serampangan yang awalnya dihidupkan oleh Iqbaal Ramadhon. Oleh karena itu, memperbandingkan keduanya akan menjadi hal percuma karena masing-masing mempunyai pesona dan ciri karakternya sendiri.

Selain judulnya, film ini lebih mengikuti kehidupan Ancika, remaja menawan asal Bandung yang terkenal dingin dan berani. Tidak Arbani, tentu saja Zee JKT48 juga meninggalkan kesan yang kuat sebagai karakter utama perempuan. Terdapat peningkatan dalam kecakapan beraktingnya, tetapi masih perlu dikembangkan lagi.

Chemistry antara keduanya berjalan manis, mulus, dan menyenangkan. Masih dengan alur cerita yang tak jauh berbeda dari judul sebelumnya, tetapi tetap sukses membuat penonton senyam-senyum sendiri. Dilan dewasa ternyata mempunyai segudang gombalan khas yang tak mudah diterka dan selalu penuh pengorbanan.

Sayangnya, keterlibatan Ancika di hidup Dilan masih kurang terasa intens. Pengerjaan ada peran berarti dari sang gadis yang dapat dianggap merubah kehidupan Dilan. Awalnya pendekatan keduanya terlalu singkat, menunjukkan jalan cerita yang datar dengan formula serupa film sebelumnya. Pada intinya, film ini memang lebih tepat disaksikan untuk para penonton yang ingin bersantai mengenang ingatan masa muda.

Ancika jadi konsentrasi utama
Oleh karena sosok Ancika menjadi konsentrasi utama dan sudut pandang dalam cerita ini, karenanya tentu saja keterlibatan Dilan tak terlalu mencolok. Alih-alih memuaskan penonton dengan kisah hidup sang mantan ketua geng motor dan bagaimana dia menjalani masa dewasanya, penonton kembali lagi memandang dunia remaja melewati kacamata Ancika. Sekali lagi, Zee JKT48 kapabel membuktikan sosok Ancika yang dingin, tegas, dan keras kepala dengan cukup baik.

Sebagai gadis menawan, tentu saja Ancika banyak dikejar lelaki muda atau malah yang mapan. Rasa tak sukanya terhadap konsep pacaran membuatnya justru semakin berbeda, hingga menarik perhatian Dilan. benci jadi cinta, Ancika malah luluh dengan pesona Dilan.